RSS : Articles / Comments


Nelayan yang Berkecukupan

09.59, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Seorang Usahawan terperanjat ketika menjumpai seorang Nelayan sedang berbaring santai di samping perahunya sembari menghisap pipa.

Lalu kata Usahawan itu, ”Mengapa kau tidak pergi menangkap ikan?”

”Karena ikan yang kutangkap sudah cukup untuk hari ini”, sahut si nelayan tersebut dengan santai.

”Mengapa kau tidak menangkap lebih banyak lagi?”, begitu saran si Pengusaha dengan sedikit keheranan.

”Buat apa?” balas si Nelayan

”Agar mendapat lebih banyak duit, lalu kau bisa beli motor tempel untuk perahumu, sehingga kau bisa melaut lebih jauh dan menangkap lebih banyak ikan!”. ”Itu akan menghasilkan lebih banyak duit untuk membeli pukat nilon”. ”Jadi lebih banyak ikan, lebih banyak duit!”

”Tak lama duitmu akan cukup untuk membeli dua kapal, bahkan sejumlah kapal, lalu kau pun akan menjadi kaya seperti aku!”

”Lantas aku bisa apa lagi”, sergah si nelayan sambil mengernyitkan dahinya.

”Nah, selanjutnya barulah kau bisa benar-benar menikmati hidup”, ujar si Usahawan dengan bangga.

Si Nelayan tidak bergeming, ia kelihatan tetap santai berbaring, bersandar di perahunya sambil menghisap pipa itu dalam-dalam, lalu ia pun balik bertanya, ”Lho, emangnya sekarang ini aku sedang apa?” "Menikmati hidup bukan?"


Renungan: Mana yang lebih anda miliki : Harta melimpah atau kemampuan untuk menikmati hidup?

Diambil dari Kicauan Burung, Anthony de Mello hal 183
Selengkapnya...

Secangkir Kopi Kehidupan

09.01, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Suatu hari beberapa alumni Universitas California Berkeley yg sudah bekerja & mapan dalam karir, mendatangi Profesor kampus mereka yang kini sudah lanjut usia. Mereka membicarakan banyak hal menyangkut pekerjaan maupun kehidupan mereka.

Sang Profesor lalu ke dapur dan kembali dengan membawa seTéko kopi panas. Disebuah nampan ia membawa bermacam-macam cangkir. Ada yg terbuat dari kaca, kristal, melamin, beling dan plastik. Beberapa cangkir nampak indah dan mahal, tetapi ada juga yg bentuknya biasa-biasa saja dan terbuat dari bahan yang murah. "Silahkan masing-masing mengambil cangkir dan menuang kopinya sendiri", Sang Profesor mempersilahkan tamu-tamunya. Setelah masing-masing sudah memegang cangkir berisi kopi, Profesor itu berkata, "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir-cangkir yang bagus dan yang tertinggal kini hanya cangkir murah dan tidak begitu menarik. Memilih yang terbaik adalah hal yang normal. Tetapi sebenarnya justru disitulah persoalannya. Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian menjadi terganggu. Kalian mulai melihat cangkir-cangkir yang dipegang orang lain dan membandingkanya dengan cangkir yang kalian pegang. Pikiran kalian terfokus kepada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya, melainkan kopinya."

Sesungguhnya kopi itu adalah kehidupan kita, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, uang dan posisi yang kita miliki. Jangan pernah membiarkan wadah dari kopi mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Orang boleh saja menaruh kopi kedalam gelas kristal yg sangat mahal dan indah, tetapi belum tentu mereka dapat merasakan nikmat dari kopi tersebut. Artinya, ada sebagian orang yg menurut penglihatan jasmaniah kita mereka begitu beruntung dan berbahagia, tetapi belum tentu mereka dapat menikmati indahnya karunia kehidupan yang diberikan oleh Tuhan.

Mari kita belajar menghargai dan mensyukuri hidup ini bagaimanapun cara Tuhan "mengemas"nya untuk masing-masing kita. Yang penting sikapi anugerah kehidupan dengan baik serta mengisinya dengan hal-hal yang benar dan positif.

Selengkapnya...

Yesus dan Piala Dunia

23.34, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Diantara gempitanya Piala Dunia di Afrika, dan untuk mendukung program Anti Rasis, Panita FIFA sepakat untuk menyelenggarakan Pertandingan hiburan, kali ini akan ditampilkan pertandingan antara kesebelasan Protestan melawan kesebelasan Katholik. Maka dipilihlah 11 pemain terbaik peserta Piala Dunia yang beragama Protestan dan 11 lagi yang terbaik dari yang beragama Katolik.

Kapten kesebelasan Protestan adalah Christiano Ronaldo, sedang kapten kesebelasan katolik adalah Lionel Messi. Wasit yang ditugaskan FIFA dalam pertandingan ini adalah Yuichi Nishimura, dari Jepang yang beragama Shinto.
Karena ini adalah partai istimewa maka Tuhan Yesus datang untuk menonton pertandingan ini. Panitia memang tidak mengundangnya, karena Panitia takut Yesus gak akan mampu bayar untuk tiket VIPnya, maklum Dia kan anak Tukang Kayu jadi pasti gak mampu bayar, begitu pikirnya.

Yesus pun memilih duduk di bangku kelas ekonomi berbarengan orang kebanyakan yang justru banyak ulahnya. Ada yang dicorat coret wajahnya dengan tanda salib merah, ada yang membawa bendera vatikan, ada yang membawa wirog dupa untuk prosesi misa dan ada juga yang meniup terompet Malaikat ala Afrika yang suaranya hampir memecahkan telinga. Namun Yesus duduk dengan tenang dan antusias menanti pertandingan tersebut.

Akhirnya pertandingan dimulai, menit demi menit kedua kesebelasan itu menampilkan kebolehannya, juga tehniknya. Namun demikian masih saja ada pelanggaran. Biasanya wasit memberikan hukuman kepada pemain yang melakukan pelanggaran dengan hukuman berdoa, yang Kristen diminta berdoa Bapa Kami, yang Katolik diminta berdoa Salam Maria 3x.

Setengah permainan belum terjadi goal, baru dimenit ke-75 Miroslav Klose dari kesebelasan Katholik menyarangkan gol ke kiper lawan yang kebetulan dijaga kiper Inggris, David James, Tuhan Yesus pun berdiri untuk memberikan aplaus. Beliau bertepuk tangan penuh suka cita. Hal itu membikin Nelson Mandela yang ada tidak jauh dari Yesus pun bergumam, “Rupanya Yesus mendukung kesebelasan Katolik”, pikirnya.

Kesebelasan Protestan tidak gentar akhirnya sundulan Andreas Iniesta, asist dari Dari David Vila berhasil menggetarkan jala yang dikawal oleh Yulio Caesar kiper tangguh dari Brazil.

Kembali Yesus bangkit berdiri, memberikan aplaus tepuk tangan untuk kedudukan imbang 1-1. Penonton di sebelahnya, yang kebetulan penyanyi kondang Mick Jager heran dan bertanya "Guru, sebenarnya Engkau memegang kesebelasan mana?" “Katolik atau Protestan?”.

Maka Jawab-Yesus, "Aku bertepuk tangan ketika melihat cara bermainnya bagus". Demikianlan sabda Tuhan.

(diinspirasi dari The Song of Bird buku karya Antony de Melo)
Selengkapnya...

Tuhan itu Maha Baik

09.37, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Di sebuah Padang tinggallah seorang Petani dengan seorang anak lali-laki yang sangat ia cintai. Kekayaan petani itu hanyalah seekor kuda betina.

Seperti layaknya perkampungan biasanya rumah-rumahnya menggerombol . Sayang sungguh sayang lingkungan si Petani ini kurang baik, karena masyarakatnya punya kebiasaan ”ngrasani”.

Suatu hari desa itu gempar ....... karena kuda satu-satunya si petani itu hilang ..... hari itu juga hilangnya sang kuda menjadi buah bibir .... di jalan, di ladang, di pasar, di warung, semua orang membicarakan nasib si Petani. Kebanyakan dari mereka menyalahkan si Petani, banyak diantara mereka yang menganggap si Petani itu apes karena tindakannya berbuat dosa.
Kabar itu sampai juga ke telinga si petani, namun si Petani itu hanya bergumam bahwa ”Tuhan itu Maha Baik”

Tujuh hari berselang, sang Kuda yang hilang kembali menjadi buah bibir, karena kembali dengan membawa 10 ekor kuda liar jantan dari hutan. Spontan penduduk yang gila gosip pun menyanjung si petani, ”Wah, sungguh hebat si Petani ini, hanya dalam seminggu kekayaannya berlipat sepuluh kali lipat”

Lagi-lagi petani yang rendah hati ini mengucap syukur, ”Tuhan itu Maha Baik”


Suatu siang, ketika anak laki-laki si Petani sedang menyabit rumput di Padang, tubuhnya ditabrak oleh segerombolan kuda-kuda miliknya yang berlarian. Kecelakan itu menyebabkan kakinya patah ......

Tak ada habis-habisnya Penduduk desa itu menyumpahi si Petani, ”Itulah kalau hanya mikirin kekayaan, sampai anaknya sendiripun tidak dipikirkan”, ”Ini pasti karma dari perbuatannya”, begitulah serapah penduduk yang menjadi ’trending topic” hari itu. (hi hi hi minjam istilah tweeter)

Si Petani dengan sabar menerima kenyataan ini , karena baginya buah-buah Roh Kudus no 9 yaitu Penguasaan Diri selalu bersemayam di hatinya. Dia pun tetap yakin bahwa ”Tuhan itu Maha Baik”

Menjelang bulan sabit berakhir, Raja Digdaya yang memerintah negeri itu mengeluarkan maklumat, bagi Pemuda yang bertubuh sehat harus melakukan wajib militer untuk menghadapi serangan musuh dari Kerajaan Utara. Tak ayal semua pemuda di desa itu diberangkatkan untuk manahan serangan musuh.

Sungguh malang tak ada satupun pemuda desa itu yang pulang kembali dengan selamat, semuanya tinggal nama. Terkecuali satu-satunya pemuda anak Petani yang cacat itu karena memang tidak diwajibkan ke medan tempur.

”TUHAN ITU MAHA BAIK”
Selengkapnya...