RSS : Articles / Comments


Secangkir Kopi Kehidupan

09.01, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Suatu hari beberapa alumni Universitas California Berkeley yg sudah bekerja & mapan dalam karir, mendatangi Profesor kampus mereka yang kini sudah lanjut usia. Mereka membicarakan banyak hal menyangkut pekerjaan maupun kehidupan mereka.

Sang Profesor lalu ke dapur dan kembali dengan membawa seTéko kopi panas. Disebuah nampan ia membawa bermacam-macam cangkir. Ada yg terbuat dari kaca, kristal, melamin, beling dan plastik. Beberapa cangkir nampak indah dan mahal, tetapi ada juga yg bentuknya biasa-biasa saja dan terbuat dari bahan yang murah. "Silahkan masing-masing mengambil cangkir dan menuang kopinya sendiri", Sang Profesor mempersilahkan tamu-tamunya. Setelah masing-masing sudah memegang cangkir berisi kopi, Profesor itu berkata, "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir-cangkir yang bagus dan yang tertinggal kini hanya cangkir murah dan tidak begitu menarik. Memilih yang terbaik adalah hal yang normal. Tetapi sebenarnya justru disitulah persoalannya. Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian menjadi terganggu. Kalian mulai melihat cangkir-cangkir yang dipegang orang lain dan membandingkanya dengan cangkir yang kalian pegang. Pikiran kalian terfokus kepada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya, melainkan kopinya."

Sesungguhnya kopi itu adalah kehidupan kita, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, uang dan posisi yang kita miliki. Jangan pernah membiarkan wadah dari kopi mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Orang boleh saja menaruh kopi kedalam gelas kristal yg sangat mahal dan indah, tetapi belum tentu mereka dapat merasakan nikmat dari kopi tersebut. Artinya, ada sebagian orang yg menurut penglihatan jasmaniah kita mereka begitu beruntung dan berbahagia, tetapi belum tentu mereka dapat menikmati indahnya karunia kehidupan yang diberikan oleh Tuhan.

Mari kita belajar menghargai dan mensyukuri hidup ini bagaimanapun cara Tuhan "mengemas"nya untuk masing-masing kita. Yang penting sikapi anugerah kehidupan dengan baik serta mengisinya dengan hal-hal yang benar dan positif.

No Comment