RSS : Articles / Comments


Tuhan itu Maha Baik

09.37, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Di sebuah Padang tinggallah seorang Petani dengan seorang anak lali-laki yang sangat ia cintai. Kekayaan petani itu hanyalah seekor kuda betina.

Seperti layaknya perkampungan biasanya rumah-rumahnya menggerombol . Sayang sungguh sayang lingkungan si Petani ini kurang baik, karena masyarakatnya punya kebiasaan ”ngrasani”.

Suatu hari desa itu gempar ....... karena kuda satu-satunya si petani itu hilang ..... hari itu juga hilangnya sang kuda menjadi buah bibir .... di jalan, di ladang, di pasar, di warung, semua orang membicarakan nasib si Petani. Kebanyakan dari mereka menyalahkan si Petani, banyak diantara mereka yang menganggap si Petani itu apes karena tindakannya berbuat dosa.
Kabar itu sampai juga ke telinga si petani, namun si Petani itu hanya bergumam bahwa ”Tuhan itu Maha Baik”

Tujuh hari berselang, sang Kuda yang hilang kembali menjadi buah bibir, karena kembali dengan membawa 10 ekor kuda liar jantan dari hutan. Spontan penduduk yang gila gosip pun menyanjung si petani, ”Wah, sungguh hebat si Petani ini, hanya dalam seminggu kekayaannya berlipat sepuluh kali lipat”

Lagi-lagi petani yang rendah hati ini mengucap syukur, ”Tuhan itu Maha Baik”


Suatu siang, ketika anak laki-laki si Petani sedang menyabit rumput di Padang, tubuhnya ditabrak oleh segerombolan kuda-kuda miliknya yang berlarian. Kecelakan itu menyebabkan kakinya patah ......

Tak ada habis-habisnya Penduduk desa itu menyumpahi si Petani, ”Itulah kalau hanya mikirin kekayaan, sampai anaknya sendiripun tidak dipikirkan”, ”Ini pasti karma dari perbuatannya”, begitulah serapah penduduk yang menjadi ’trending topic” hari itu. (hi hi hi minjam istilah tweeter)

Si Petani dengan sabar menerima kenyataan ini , karena baginya buah-buah Roh Kudus no 9 yaitu Penguasaan Diri selalu bersemayam di hatinya. Dia pun tetap yakin bahwa ”Tuhan itu Maha Baik”

Menjelang bulan sabit berakhir, Raja Digdaya yang memerintah negeri itu mengeluarkan maklumat, bagi Pemuda yang bertubuh sehat harus melakukan wajib militer untuk menghadapi serangan musuh dari Kerajaan Utara. Tak ayal semua pemuda di desa itu diberangkatkan untuk manahan serangan musuh.

Sungguh malang tak ada satupun pemuda desa itu yang pulang kembali dengan selamat, semuanya tinggal nama. Terkecuali satu-satunya pemuda anak Petani yang cacat itu karena memang tidak diwajibkan ke medan tempur.

”TUHAN ITU MAHA BAIK”

No Comment