RSS : Articles / Comments


Cinta itu Indah

01.50, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Alkisah di sebuah kampung di kaki bukit Merapi yang damai disitu tinggalah pasangan suami istri, Pak Tulus dan Bu Kasih, yang miskin. Mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana yang hanya beralaskan tanah dan beratapkan jerami. Harta Pak Tulus yang berharga satu-satunya hanyalah sebuah jam tangan merek Rolex yang ia beli dari jerih payahnya bekerja bertahun-tahun sebagai Tukang bangunan ketika merantau di Jakarta. Malangnya rantainya sudah rusak karena pernah jatuh di jalan dan terlindas becak yang lewat.

Demikian pula dengan Bu Kasih istrinya, satu-satunya harta yang berharga miliknya adalah sebuah Tusuk Konde yang terbuat dari monel (emas putih). Biasanya bu Kasih mengenakan tusuk konde itu untuk hiasan rambutnya bila menghadiri pertemuan penting di kampungnya. Kebetulan juga rambut bu Kasih indah dan panjang.

Hampir 40 tahun mereka hidup dalam ikatan suci dan belum dikarunia anak, namun demikian mereka saling mencintai, bagi mereka janji perkawinan yang mereka ucapkan tanggal 28 Desember tahun 1950 disebuah kapel kecil di Wonogiri adalah janji setia selamanya.

Demikianlah, seperti biasa tiga hari setelah Natal mereka selalu merayakan ulang tahun perkawinan mereka secara sederhana. Tahun ini adalah hari Ulang tahun perkawinan mereka yang ke-50, orang bilang ini adalah ULANG TAHUN EMAS, Bu Kasih berpikir untuk memberikan yang terbaik buat Pak Tulus sebuah hadiah. Dia sangat ingin memberikan suaminya sebuah rantai untuk jam tangannya, tetapi karena tidak memiliki cukup uang diapun memutuskan untuk menjual Tusuk Konde monel-nya.

Namun karena dirasa tidak cukup iapun memutuskan juga untuk memotong rambutnya dan menjualnya supaya cukup untuk dibelikan sebuah rantai emas yang bagus untuk jam tangan Pak Tulus.

Begitupun juga Pak Tulus, dia juga ingin memberikan hadiah yang terbaik buat istrinya . Maka dijualnya satu-satunya Jam Tangan kesayangannya itu dan hasilnya dia belikan Tusuk Konde emas yang baru buat istri tercintanya. “Pasti istriku akan tampak cantik bila memakai tusuk konde yang baru ini”, pikirnya. “Aku akan berikan kejutan ini pas di hari ulang tahun perkawinan”, gumamnya.

Akhirnya, sore hari tepat di hari ulang tahun perkawinan, sekembalinya Bu Kasih dari pergi ke kota untuk menjual tusuk konde dan rambutnya itu dia tidak mendapati suaminya berada di rumah. Bu Kasih tampak gelisah, ”Kemana ya Mas Tulus, apa dia sudah melupakan hari yang indah ini”. Tangannya menggenggam sebuah kotak indah berisi rantai jam terbuat dari emas yang dia beli tadi siang. Bu Kasih tampak mulai kuatir. Dia tahu Pak Tulus sangat mengagumi rambut panjangnya, dan dia bertanya-tanya apakah Pak Tulus akan kecewa saat suaminya itu mengetahui bahwa dia telah memotong rambutnya dan menjualnya.

Bu Kasih pun duduk termangu di bangku bilik mereka yang kecil.

Sejurus kemudian terdengar suara dari dalam kamar menyapa, ”Selamat ulang tahun Sayang”, . Bu Kasih tampak terpana ia tahu rupanya Suaminya mau membuat kejutan, ternyata Pak tulus telah menunggu dan bersembunyi di Ruang tempat menumpuk kayu di belakang rumah. Bu kasih segera beranjak menuju suara yang memanggilnya. Saat dia membuka pintu, dia terkejut melihat Pak Tulus dengan muka yang cerah siap menunggunya. Di tangannya ada sebuah kotak yang terbungkus rapi berisi kado yang telah Pak Tulus belikan untuk istrinya.

Saat Bu Kasih melepas kerudungnya dan Pak Tulus melihat rambut Bu Kasih yang pendek, mata Pak Tulus mulai berkaca-kaca. Tapi dia menahan air matanya agar tidak menetes dan memberikan Bu Kasih kotak hadiahnya. Sambil terbata dia berujar, ”Selamat untuk ulang tahun pernikahan kita Sayang”, ” Aku belikan ini untukmu, tadi siang aku telah menjual jam tanganku, aku mencintaimu sayang”, dikecupnya kening istrinya itu dengan lembut.

Saat Bu Kasih membukanya, diapun tidak dapat mempercayai apa yang ada di depannya. Di dalam kotak itu ada satu set Tusuk Konde emas yang indah untuk rambutnya yang panjang. Tampak air mata bu Kasih meleleh, terpana .... dan iapun juga memberikan bungkisan pembeliannya untuk suaminya itu.

Dan saat Pak Tulus membuka bingkisannya, diapun juga terkejut. Di dalam kotak itu ada sebuah rantai emas yang indah untuk jam tangannya yang telah ia jual.
Pak Tulus terperangah, bola matanya mulai berlinang, lalu dipeluknya istrinya erat-erat, Bu Kasih pun memeluk suaminya itu , dan dari mulutnya keluar kata lirih ”Selamat ulang tahun buat perkawinan kita Mas, aku mencintaimu juga”.


Demikianlah teman-teman akhirnya Pak Tulus dan Bu Kasih mendapatkan hadiah yang pasti tidak dapat dipakainya lagi, karena jam tangan Pak Tulus telah di jual, demikian pula bu Kasih yang kini rambutnya telah pendek tidak mungkin menggunakan tusuk konde itu lagi.

Teman-teman, hadiah-hadiah ini sebenarnya sangat indah, tetapi jauh lebih indah cinta yang dilambangkan oleh hadiah-hadiah yang mereka berikan ini. Selamat merenungkan. Amin
Selengkapnya...

Impian 3 Pohon

22.06, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Alkisah di sebuah puncak gunung tumbuhlah tiga batang pohon kecil beserta impiannya masing-masing. Pohon kecil pertama menerawang ke arah bintang-bintang dan berkata, "Saya akan tumbuh menjadi kotak harta terindah di dunia yang akan berisi harta karun serta dipenuhi emas dan permata." Pohon kecil kedua memandang ke arah sungai kecil yang mengalir ke laut dan berseru, "Saya akan menjadi kapal yang termegah di dunia, mengarungi samudra luas dan membawa raja-raja yang berkuasa." Pohon kecil ketiga melihat ke arah kota, di lembah tempat orang-orang sibuk bekerja, "Saya ingin tumbuh menjadi pohon tertinggi di dunia, sehingga orang-orang yang berhenti untuk menggagumi saya harus memandang ke arah surga dan teringat akan Tuhan!" Tahun demi tahun berlalu, dan hujan serta sinar matahari silih berganti bersamaan dengan tumbuhnya tiga batang pohon tersebut.
Sampai suatu saat, datanglah penebang kayu. Penebang pertama memandang ke arah pohon pertama dan berkata, "Pohon ini sungguh indah dan sangat sempurna bagiku." Dengan sesekali mengayunkan kapaknya yang berkilauan, tumbanglah pohon pertama itu. "Sekarang saya akan diolah menjadi kotak perhiasan, saya akan berisi harta yang sangat indah," kata pohon pertama.

Penebang kedua memandang ke arah pohon kedua dan berkata, "Pohon ini sangat kuat dan sesuai bagiku." Dengan sebuah ayunan kapaknya yang berkilauan, robohlah pohon kedua tersebut.

Pohon ketiga merasa jantungnya berhenti berdetak manakala penebang terakhir memandangnya. Dia berdiri tegak dan dengan gagahnya menjulang ke surga, tetapi dengan tanpa menolehpun, bergumamlah penebang tersebut, "Pohon apapun sesuai bagiku." Dan tumbanglah pohon ketiga tersebut bersamaan dengan ayunan kapak sang penebang.

Pohon pertama sangat bersukacita tatkala penebang membawanya ke tukang kayu. Tapi apa daya, sang tukang kayu mengolahnya menjadi kotak makanan ternak. Pohon yang indah itu bukan berisi emas dan permata, tetapi dipenuhi dengan serbuk gergaji dan disi dengan jerami untuk makanan ternak.

Pohon kedua tersenyum saat penebang tersebut membawanya ke sebuah galangan kapal. Tetapi bukanlah sebuah kapal pesiar megah yang dibuatnya, melainkan sebuah kapal nelayan sederhana yang diolah dari sebuah pohon yang kuat itu. Kapal tersebut terlalu lemah dan kecil untuk mengarungi samudera atau sungai, sebaliknya ia dibawa ke sebuah danau.

Pohon ketigapun bingung pada saat penebang tersebut mengolahnya menjadi sebatang pilar dan menggeletakkannya di gudang penyimpanannya. "Apa yang terjadi," katanya. "Yang paling saya inginkan hanyalah tinggal di puncak gunung dan mengarah ke Tuhan!"

Hari demi hari berlalu, siang dan malam silih berganti. Ketiga pohon itupun telah hampir melupakan impian mereka.

Tetapi suatu malam, cahaya bintang keemasan menyinari pohon pertama manakala seorang ibu muda membaringkan bayinya yang baru lahir ke dalam palungan tersebut. "Seandainya saya dapat membuatkan sebuah ayunan bagi bayi-Nya." bisik sang suami. Wanita tersebut menyentuh lengan suaminya dan tersenyum memandangi kayu yang kuat dan halus tersebut, yang berkilau diterpa sinar bintang dan berkata, "palungan itu sangat indah!"
Pada saat itu pula pohon pertama tersebut menyadari bahwa ia sedang memegang harta terbesar di dunia.

Suatu senja, seorang penggembara yang letih bersama dengan rombongannya berduyun-duyun menaiki sebuah perahu nelayan tua. Sang penggembarapun jatuh tertidur dengan lelap saat pohon kedua berlayar dengan tenaga ke danau.
Tiba-tiba datanglah topan dan bagai. Pohon kecil tersebut menjadi takut, karena ia tahu ia tidak cukup kuat untuk membawa sedemikian banyak penumpang mengarungi hujan dan badai tersebut dengan aman. Penggembara yang ternyata lelaki muda itupun terbangun, berdiri dan merentangkan kedua belah tangan-Nya seraya berkata, "tenanglah!" Dan badaipun segera berlalu. Pada saat itu pohon kedua menyadari bahwa ia sedang membawa Raja atas langit dan bumi.

Pada suatu jumat pagi, pohon ketigapun tertegun tatkala ia dibawa dari tumpukan kayu tersebut. Diapun menciut pada saat digotong melewati massa yang mengamuk. Dan semakin bergetarlah ia tatkala prajurit memakukan tangan seorang lelaki ke dirinya. Ia merasa dirinya menjadi begitu buruk, kasar dan tajam. Tetapi pada hari minggu pagi, pada saat sang surya terbit dan dunia bersukacita, pohon ketiga tersebut menyadari bahwa kasih Tuhan telah mengubah segalanya. Tuhan telah menjadikan pohon tersebut kokoh dan semua orang mengenang pohon tersebut akan teringat pada Tuhan!
Bukankah itu lebih berarti daripada menjadi pohon tertinggi di dunia ?
Selengkapnya...

Surga dan Neraka Sama ?

20.53, Posted by Ch. Yosefina, No Comment

Salah satu cerita satire dari Antony de Melo, SJ seorang yesuit adalah kisah tentang situasi surga dan neraka waktu acara makan yang sama.
Tersebutlah suatu hari seorang pemuda dalam komanya ia dijemput oleh seorang malaikat dan diajak jalan jalan melihat suasana neraka dan surga.
Sampai di neraka ia melihat para penhuninya duduk di meja saling berhadapan dan di depan mereka tersedia makanan yang lezat ,namun ketika mereka mau memakannya mereka sangat kesulitan karena mereka harus menyendok makanan mereka dengan sendok sepanjang satu meter dan akhirnya sia sia saja walaupun makanan yang tersedia enak, namun mereka tak berhasil memakannya karena sendok yang di pakai terlalu panjang hinga makanan hanya tumpah dan merekapun menjerit kelaparan.
Dan anak inipun di bawa sang malaikat ke surga ,dan disinipun pas lagi acara makan dengan meja panjang dan mereka duduk berhadapan dan juga mengunakan sendok yang panjang seperti penghuni neraka.
Anak inipun keheranan dan bertanya kepada malaikat itu ‘kok Cara makan neraka dan surga sama? Kan merka tentu sulit makan dan akan kelaparan seperti penhuni neraka?
Tenang dulu nak kau perhatikan cara mereka makan lah yang berbeda ,walau hidangan dan alat makannya sama namun cara makan peghuni neraka dan penhuni surga berbeda! Kata malaikat itu pada sang anak.
Anak itupun merperhatikan cara makan para penghuni surga, dan teryata memang mereka bisa makan dengan sendok sepanjang satu meter itu dengan cara saling menyuapi antara penghuni surga yang saling berhadapan di meja makan itu.
Sekarang mengerti kau nak beda penghuni surga dan neraka? Tanya malaikat itu pada anak itu ,dan langsung melanjutkan perkataannya ,di neraka para penghuninya serakah tak mau berbagi dan akhirnya mereka tak bisa makan apa apa dan selalu kelaparan ,namun disurga para penghuninya mau saling berbagi dengan cara saling menyuapi sesama mereka dan dengan berbagi mereka pun bisa sama sama makan.
Jadi nanti begitu engkau sadar sampikanlah kepada semua manusia agar mau saling berbagi dan saling mengasihi agar suatu hari nanti mereka akan masuk sorga.
Anak inipun menganguk dan mengiyakan.
Makna: gambaran situasi surga dan neraka dicerita ini hanyalah rekaan ,namun pesan cerita ini jelas agar kita mau saling berbagi dan saling mengasihi ,maka orang seperti inilah yang akan masuk surga.
God Bless You
Selengkapnya...